Kumpulan Lengkap Puisi
Ramadhan Terbaru
Kumpulan Lengkap PuisiRamadhan Terbaru. Untuk anda yang saat ini sedang mencari dan membutuhkan
puyisi-puisi Ramadhan berikut di bawah ini adalah beberapa kumpulan puisi
ramadhan terbaru yang dapat anda jadikan sebagai bahan referensi. Kumpulan
puisi yang kami berkian dibawah ini adalah hasil pencarian kami, yang kami
dapatkan melalui media Internet dari
beberapa blog yang telah kami pilihkan untuk anda selengkapnya silahkan simak
berikut ini:
Lihat puisi yang Lain:
Rindu Bulan Ramadhan
Kerinduan ini mengalahkan
segalanya,
semakin berat rasa ini ketika
kau beranjak meninggalkanku
bahkan semakin terasa lama
pula bila aku harus menunggu kehadiranmu kembali
Akankah pada saatnya kau hadir
lagi ketika desah nafasku masih menempel di ragaku…??
Ku berharap itu…
Mungkinkah kau dapat sempat
menyapaku ketika hela nafas di dadaku masih berhembus…??
Aku sangat berharap…
Kau tak bisa tergantikan,
dan hanya satu..
aku merindukanmu,
rindu penuh kesucian dan
keikhlasan
Tuhan, ijinkan aku menemuinya
pada saatnya nanti,
saat yang tlah di tentukan
Kaulah bulan yang lebih mulia
dari seribu bulan
Kaulah bulan yang membuat
kerinduan setiap insan
Semoga kita dapat bersua
kembali
Wahai bulan suci Ramadhan….
Hari Pertama Ramadhan
(aku tulis setelah berbuka
puasa menjelang sholat tarawih)
Dulugdugdag… dulugdugdag…
begitu gembiranya bocah-bocah
memainkan ‘bedug’
di masjid Al Barkah setelah
mereka menyantap sajian makanan berbuka
iramanya mereka kreasikan
sendiri
bercengkrama
bergantian
akustik tradisional itu
menjadi lambang kekuatan Ramadhan
ya… Ramadhan hari pertama ini
mereka nikmati dengan gembira
sore hari tadi…
ada sudut keramaian umat
ternyata Ramadhan yang membawa
berkah
sepasang suami-istri
bertahun-tahun melakukannya
sebuah roda dagangan mereka
siapkan di pertigaan itu
menjelang sore…
banyak orang menghampiri
memesan sajian buka puasa
tak terlalu aneh memang, hanya
es buah campur yang mereka jual
potongan agar-agar berwarna
hijau
menyejukkan pandangan
menghibur tibanya adzan magrib
irisan buah dan kelapa muda
bercampur susu
menyegarkan hati yang tetap
sabar menanti saatnya berbuka
sepasang suami-istri itu tak
pernah mengehentikan senyumnya yang ramah
begitu indah… mereka akan
melakukan itu selama Ramadhan yang suci
oh… kenapa permainan ‘bedug’
terhenti?
sesekali bunyi petasan membuat
hati tersentak kaget
tetapi, itulah ekspresi
bocah-bocah menandai hari-hari seperti ini
mereka kini harus menghentikan
permainan akustik itu
kumandang adzan isya telah
menggema
bocah-boc ah kecil itu pun
bersiap untuk berjamaah, lalu bertarawih.
Atep T Hadiwa
Hari Kedua Ramadhan
Ramadhan kedua…
kuhabiskan waktu tanpa banyak
kegiatan
pekerjaan yang masih numpuk
pun belum lagi sempat kuselesaikan
hanya berbaring memanjakan
tubuh dan sesekali bertanya
hari ini aku akan nulis apa
lagi?
kucoba menggerakkan tubuh
menarikan sepuluh jariku
masih terlalu pagi
rintikan hujan baru dua pagi
ini menyegarkan tanah
ah… tidak begitu banyak
kegiatan yang kusaksikan
menjelang sore…
aku mencoba keluar dari
kesuntukan dengan ‘ngabuburit’
mataku melihat mereka
telingaku mendengar mereka
pikirku bertanya tentang
mereka
Dua orang pemuda tegap
berseragam tak mereka hiraukan
mereka tetap melakukannya di
atas jalan yang hitam itu
sepanjang sore…
dua sepeda motor melesat
sorak
tertawa
gembira
bangga
ada juga yang cemas…
dua berikutnya melesat juga
Aku saksikan mereka
katanya… sepanjang ramadhan
setiap sore
balapan tak resmi dilakukannya
di jalan hitam itu
ya… sisi lain kehidupan ini
tak adakah kegiatan lain yang
lebih bermanfaat..?
Atep T Hadiwa
Hari Ketiga Ramadhan
Hari ketiga Ramadhan ini
aku menghampiri mereka, asyik
sekali
lima orang anak remaja
bertingkah memainkan hatinya
sementara…
tiga anak kecil mengerut
kening coba memahaminya
Aku kagum dan hanya bisa
berdiri memandangi mereka
andai nafas Ramadhan ini
selamanya
segala akan mudah tak
terbayangkan
kejujuran
kesabaran
kebersamaan
kebahagiaan
kepedulian
semua jadi kendali hawa nafsu
yang memberingas
Ah… indahnya
anak-anak itu memainkan
hatinya mengingatkan kita
mereka serukan nafas Ramadhan
lewat tingkahnya
aku maknai itu…
sebagai pengingat kita akan
keterbatasan
ya… pencerminan yang hakiki.
Atep T Hadiwa
Hari Keempat Ramadhan
Lepas hari ketiga
semayam dalam Ramadhan terlalu
menuai makna
terlalu agung bagi sehamba
yang tak berdaya
tak bisa kugunakan logika,
pikiran ilmiah, tindakan empiris dan rasionalis
semua itu terlalu sedehana
dalam keagungan makna sang Kholik
Kutemukan kebesaran jiwa dalam
segala peristiwa
anak kecil,
sesama teman,
handai tolan,
keluarga,
sahabat baru,
mengingatkanku tentang hidup
dan kehidupan
Kutemukan kedalaman rasa dalam
segala makna
rumput,
pohon,
tanah,
batu,
air,
mengajakku jelajahi tentang
hidup dan kehidupan
Kutulis ini di malam kelima
Ramadhan
saat kubaca segala hati di
‘dunia maya’
kutemukan cerita ‘kang badrun
juga puasa’
kuhampiri tinta ‘apa yang aku
inginkan dan kelemahanku…’
kuresapi panggilaNya ke
baitullah di ‘PanggilanMu Aasal Kata’
kumaknai curahan segala teman
di malam ini
semua mengingatkan dan
mengajakku.
Atep T Hadiwa
Hari Kelima Ramadhan
Kata yang sederhana
kuperbincangkan
hawa nafsu menjadi kata
terpopuler
oleh para penceramah di kuliah
tujuh menit
jerit-menjerit jiwa begitu
liarnya
tetes air menyelinap merobek
kekuatan iman
haus dan dahaga menggumpal
merah
marah pada kesabaran
ketika menghitung jam demi jam
hawa nafsu menumpah saat
keinginan terkekang
Jika pengingkaran khianati
niat
kotori pikiran hinakan jiwa
di saat itu semua bersaksi;
mulut
hidung
mata
telinga
tangan
kaki
bergolak di kawah candradimuka
Peperangan tak ter-elak
pertikaian terhebat setiap
jiwa
sabar adalah senjata
sabar adalah kekuatan
sabar adalah kemenangan
sabar adalah iman
iman adalah kendali hawa
nafsu.
Atep T Hadiwa
Hari Keenam Ramadhan
Tiga remaja belia
memainkan pikiran terjemahkan
kata
hati mereka membaca
otak mereka berpikir
tangan mereka berkarya
Utak-atik
bongkar-pasang
dan tak pernah puas
dunia kebebasan mereka nikmati
setumpuk kata akan jadi
imajinasinya
Tiga remaja belia
tak pernah temukan kata
terakhir
pikir mereka, ramadhan itu
indah
indah ketika membaca
indah ketika berpikir
indah ketika berkarya.
Atep T Hadiwa
Hari Ketujuh Ramadhan
Jika hati sakit,
mulut terkunci untuk bicara
mata enggan untuk menatap
telinga malas untuk mendengar
tangan tak mau untuk berjabat
Kenapa harus sakit?
bicaralah dengan mulut serta
penuh keramahan
menataplah dengan mata serta
menebar kecintaan
mendengarlah dengan telinga
serta rela menerima
berjabatlah dengan tangan
serta penuh keikhlasan
Tidak harus sakit,
karena segenap keikhlasan
adalah yang terindah
ramadhan ini adalah kesempatan
terindah dari setiap keindahan
marilah saling ‘tepok sliro’
tempatkan hati dalam segala
kesadaran.
Atep T Hadiwa
Hari Kedelapan – Keduapuluh
Ramadhan
Seharusnya hari kedelapan…
tanganku menulis
tetapi ada cerita memaksa
tak salah jika ku nikmati
sejenak, cerita itu
hari kedelapan Ramadhan…
hingga sekitarnya,
tiba kini hari keduapuluh
Ramadhan
sehelai undangan bagi sang
‘guru’
secercah impian hampiri
hidupku
menyisakan harapan besar
menyandang profesionalisme
sederet portofolio harus
kususun dalam empatbelas hari
aku bergegas…
aku saksikan
beribu tingkah beratus upaya
menjadi ‘akal’
ya…
akali saja!
tak harus obyektif, asal ada!
kenapa? ah… lakukan saja!
kok bisa begitu? iya… yang
penting ada!
bagaimana… ?
pemalsuan, scanning,
boong-boongan, tiba-tiba, seolah-olah, dan sebagainya
aku…
sangat prihatin, tak tega, tak
perlu melakukan
tak perlu kulakukan seperti
yang lain
portofolioku…
apa adanya saja, sederhana, tidak
tebal, tidak juga mengada-ada
aku yakin tak akan salah jika
begitu
sang nilai takkan salah
menentukan siapa yang sudah profesional!
hatiku setuju cerita ‘sang
guru harus profesional’
tapi… ya obyektif saja-lah
semoga saja kehadiranku pada
undangan itu berbuah maslahat
jiwaku hanya memohon padaNya,
tunjukkan segala kebenaran dan kejujuran
hingga hari keduapuluh
Ramadhan ini,
kemesraan dengan dokumen
portofolioku menyitanya
apa adanya…
semoga tak salah.
Atep T Hadiwa
Hari Duapuluhsatu Ramadhan
Aroma misterius mulai
menggeliat
di setiap sudut ruangan
mengharum,
mewangi,
bangunkan nafsu luluhkan akal
semakin misteri geliatnya
penuhi segenap ruang dan jiwa
harum dan wangi tak berbentuk
menyusup setiap nafsu
meluluh setiap akal
kenapa ia misteri,
kenapa ia harum,
kenapa ia wangi,
kenapa ia kesankan setiap
ruang dan jiwa
lumrah selalu terjadi menapaki
pase akhir Ramadhan
masih sepertiga bagiannya
gumpal keyakinan bergolak
melawan misteri.
Atep T Hadiwa
Hari Duapuluhdua Ramadhan
melengking,
menggema,
membahana,
menggelora,
selalu kudengar dalam jam yang
sama setiap malam
melengking,
menggema,
membahana,
menggelora,
selalu kutanya dalam jam yang
sama setiap malam
melengking,
menggema,
membahana,
menggelora,
selalu kujawab dalam jam yang
sama setiap malam
suara yang indah setiap malam
dalam jam yang sama
kudengar bukan oleh telinga,
kutanya bukan oleh kalimat,
kujawab bukah oleh kata,
kepasrahan jiwa dalam
kemenangan adalah segalanya.
Atep T Hadiwa
Hari Duapuluhtiga Ramadhan
menatap dengan berat
di kedalaman jiwa kini
tersayat
teriris sakit kini terkenang
hanya amarah tersisa
segumpal kecewa lahirkan
sengsara
sia-sia dan tak ada guna
puing-puing dosa berbaris
dalam tetesan air mata
tak sanggup lagi menatap
hanyut dalam sebuah harapan
tinggal beberapa hari harus
menanti
segenap jiwa akan tersenyum
tumpahkan segala kasih sayang
sakit, amarah, kecewa tak lagi
menyayat
permaafan yang hakiki
hanya dialah yang memiliki,
dengan segenap ridho-Nya.
Hari Duapuluhempat Ramadhan
setiap sore pukul enambelas
nol-nol
remaja,
anak muda,
orang dewasa,
laki-laki,
perempuan,
seperti lautan manusia di
tempat itu
beratus orang berhadap-hadapan
terbelah lintasan jalur
by-pass ke pusat kota
di antara mereka bertanya
siapa kita ini?
kenapa ada di sini?
untuk apa berkumpul di sini?
ritual tak sengaja selalu
terjadi
entah siapa penggagasnya
begitu kuat membius jiwa
mereka
hanya ritual sekelompok manusia
saja
sisakan satu bukti makna
keagungan
kekuatan Ramadhan mengaliri
nadinya
ah… semoga tak salah makna
kehormatan dan keagungan
Ramadhan tetap terjaga
antarkan kemenangan di hadapan
Robbul ‘Ijati.
Kumpulan Lengkap PuisiRamadhan Terbaru, Demikianlah kumpulan puisi ramadhan yang dapat kami bagikan
dalam kesempatan ini. Semoga menjadi manfaat dan berguna untuk anda. Sampai
jumpa pada postingan berikutnya terimakasih.