Teks Lomba Baca Puisi Pilihan

Teks Lomba Baca Puisi Pilihan 
Teks Lomba Baca Puisi Pilihan . Berikut di bawah ini adalah lima naskah contoh puisi yang merupakan hasil kreasi anak bangsa dan merupakan hasil rasa cipta dengan karya yang merupakan perasaan pada bentuk puisi , bagi yang membutuhkan silahkan simpan untuk dapat dijadikan sebagai reverensi dan puisi dibawah ini sering juga digunakan untuk mengikuti lomba baca puisi baik tingkat SD, SMP, maupun SLTA.

"puisi"
SENANDUNG CINTA KEPADA GURU
Karya : Widi Suharto

Tuhan berkehendak dengan firman-Nya
Senoktah merah merasuk dalam haribaan
menyisiri belantara sejarah
Itulah kita.

Seberkas tragedi menapaki sela-sela perjalanan
senyum dan tangis tak habis-habis
Itulah kita.

Seonggok pekat hitam
dilukis matahari dengan
tinta warna-warni tanpa henti.
Itulah kita

Maka kerumunan demi kerumunan
 merentang mengayun-ayunkan
cinta kasih sepanjang jalan.
Itulah Ibu Bapak kita

Pucuk-pucuk ranting mengais-ngais
riwayat Sang Sisyphus yang menanggung beban
sumpahnya sepanjang lembah menuju bukit tak terperi.
Itulah guru-guru kita.

Seringkali kesadaran jalan merambat
hanya sekedar untuk bertegur sapa
pada berlalunya waktu
yang  rabun melihat wajah sendiri

Dalam tepian sesal  kita masih menyisakan beban
beribu langkah menuju sekolah
membiru nasib, menyisiri waktu
apakah masih membersit harapan bisa bertemu?

"Ketika itu kami datang.
Masih basah ingatan kami
putra-putri yang meminta perhatian dengan kenakalan
Putra-putri yang melukisi sejarah hingga usiamu
semakin teriris di bibir hari

 Bapak. ibu, tak ada yang lebih berarti dari
Seribu harta sepanjang kami cari.
Ampuni kami.
Maafkan semua salah kami.
Doamu seribu jalan menuju surga
Selamat berpisah
Ridamu yang kami terima
selalu di muka jalan kemana pun
kami akan Sampai."

Baca lainnya:

BACA TULIS
Karya Nur Wachid

Senja meradang kerinduan
Goresan pena menyayat kalbu
Tangisanku tak membuat pilu
Hei .. wahai pemimpinku
Pandanglah aku yang kusut ini
Duduk di sekolah ku tak bisa
Bagaimana ku tak bisa bodoh ?
Hidup pun beralas tanah
Tidur pun beratap langit
Ahhh,….
Bosan ku tak dapat membaca
Bingung ku tak dapat menulis
Seandainya ada pemimpin menangis
Pasti ku dapat baca tulis

MUSIUM PERJUANGAN
Karya Kuntowijoyo

Susunan batu yang bulat bentuknya
berdiri kukuh menjaga senapan tua
peluru menggeletak di atas meja
menanti putusan pengunjungnya.
Aku tahu sudah, di dalamnya
tersimpan darah dan air mata kekasih
Aku tahu sudah, di bawahnya
terkubur kenangan dan impian
Aku tahu sudah, suatu kali
ibu-ibu direnggut
cintanya dan tak pernah kembali
Bukalah tutupnya
senapan akan kembali berbunyi
meneriakkan semboyan
Merdeka atau Mati.
Ingatlah, sesudah sebuah perang
selalu pertempuran
yang baru melawan dirimu.

TAMAN ILMU
Karya : Nur Wachid
Musim kemarau panas berkepanjangan
Musim penghujan hujan berdatangan
Itulah hebatnya dirimu
Panas hujan tetap buat kau berdiri
Kau hanya tumpukan bata merah
Tulang mu hanya dari besi
              Seindah dirimu namamu sama
              Seburuk bentukmu tak kurangi gunamu
              Kaulah taman kehidupan
              Tempat tertanam berjuta ilmu
              Bunga merekah terlahir darimu
              Hiruk pikuk pendidikan tertelan olehmu
              Tanpamu semua tampak bodoh
Alangkah indahnya …..
Jika dirimu berdiri dimana – mana
Tanpa ada beda di desa dan kota
Sayangnya kau bukan manusia
Kakimu tertanam di bumi
Tak dapat jalan kemana – mana

PADA SUATU HARI NANTI
Karya: Sapardi Djoko Damono

pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau tak akan kurelakan sendiri
pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati

pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau tak akan letih-letihnya kucari

Naskah puisi diatas adalah hasil pencarian kami melalui media online yang sengaja kami pilihkan untuk anda yang sedang membutuhkannya . Jumpa lagi pada postingan berikutnya